Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.2
Jurnal Refleksi
Dwimingguan
Modul 3.2. Pemimpin dalam
Pengelolaan Sumber Daya
Oleh:
Supriyanto, S.Pd.SD
Calon Guru
Penggerak Angkatan IX
Fasilitator:
Mustaqimah, S.Pd.M.Pd.
Pengajar
Praktik: Dwi Karyani Almasri, S.Pd.
Di postingan ini saya menulis jurnal refleksi
dwimingguan sesuai dengan pengalaman saya dalam proses pendidikan guru
penggerak Angkatan ke-9. Jurnal refleksi ini saya tulis setelah saya mengikuti
dan mempelajari modul 3.2. dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya.
Dalam menulis jurnal, saya menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa),
Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (penerapan).
1. Fact (Peristiwa)
Saya memulai mempelajari modul
3.2. dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya di LMS dengan alur
MERDEKA, yakni:
a. Mulai dari Diri
Pada tanggal 15 Februari 2024,
saya mulai mempelajari modul 3.2 dengan topik Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber
Daya dengan mengerjakan tugas yang ada di bagian Mulai dari Diri. Tujuan
kegiatan Mulai dari Diri adalah mengingat kembali faktor-faktor yang
memengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.
Ada 7 pertanyaan yang harus saya jawab dalam kegiatan ini. Berikut 7 pertanyaan
sekaligus jawabannya.
1. Mengingat-ingat ekosistem, bayangkan sekolah atau salah satu
sekolah tempat Bapak dan Ibu bertugas. Apa bagian-bagian yang ada dari sekolah
tersebut sebagai sebuah ekosistem?
Jawaban: Guru, tenaga
administrasi sekolah, kepala sekolah, penjaga kantin, siswa, orang tua siswa,
komite sekolah, gedung sekolah, lingkungan sekolah, sarana prasarana.
2. Apa saja yang bisa Anda sebut sebagai sumber daya yang dimiliki
atau dapat dimanfaatkan oleh sekolah? Perhatikan untuk tidak terpaku pada
hal-hal yang kelihatan.
Jawaban: Semua potensi yang
dimiliki warga sekolah, sarana prasarana sekolah, hubungan kekeluargaan,
loyalitas, dll.
3. Refleksikan sosok pemimpin atau kepala sekolah yang memimpin
sekolah tersebut. Apa hal-hal yang paling diingat dari sosok pemimpin tersebut,
terkait dengan perannya di ekosistem sekolah serta pelibatan/pemanfaatan sumber
daya yang ada?
Jawaban: Memaksimalkan warga
sekolah sesuai dengan potensi yang dimiliki, menguatkan kolaborasi,
mengedepankan kekeluargaan, memaksimalkan sarana dan prasarana sekolah.
4. Jadi, seperti apa peran pemimpin yang ideal itu, khususnya dalam
hal memanfaatkan semua bagian dari ekosistem dan mengelola sumber daya yang ada
di dalam dan sekitar sekolah?
Jawaban: Peran pemimpin yang
ideal adalah bisa memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki sekolah secara
efektif dan efisien untuk memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki warga
sekolah, khususnya siswa.
5. Silakan refleksikan, posisi diri Bapak dan Ibu dalam ekosistem
sekolah. Sejauh mana Bapak Ibu sebagai guru atau peran lainnya telah
memanfaatkan sumber daya sekolah?
Jawaban: Saya sebagai guru
sering menggunakan sarana prasarana sekolah, seperti LCD proyektor, tablet, dll
untuk mendukung pembelajaran berbasis teknologi. Saya juga berkolaborasi dengan
rekan sejawat untuk melaksanakan program-program sekolah.
6. Apa saja harapan pada diri Bapak dan Ibu sebagai seorang
pendidik, pemimpin, dan pada murid setelah mempelajari modul ini?
Jawaban:
a. Bagi diri sendiri: saya berharap bisa memaksimalkan potensi dalam
diri saya untuk memanfaatkan aset-aset yang sudah ada untuk mendukung
pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
b. Bagi siswa: siswa dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya
dengan memanfaatkan aset yang ada di sekolah.
c. Bagi sekolah: Sekolah menjadi suatu ekosistem pendidikan yang
efektif dalam memaksimalkan potensi siswa.
7. Apa saja kegiatan, materi, manfaat, yang Bapak dan Ibu harapkan
ada dalam modul ini?
Jawaban: Saya berharap
kegiatan dan materi yang ada dalam modul ini bisa mengembangkan pemahaman saya
tentang aset sekolah dan menggunakannya secara efektif dan efisien dalam
mendukung pembelajaran yang berpihak kepada siswa.
Di bagian eksplorasi konsep,
saya belajar di LMS tentang penjelasan sekolah sebagai ekosistem yang di
dalamnya terdapat unsur biotik dan abiotik. Unsur biotik contohnya adalah guru,
tenaga administrasi sekolah, siswa, kepala sekolah, komite, dan lain-lain.
Sementara itu, unsur abiotik terdiri atas bangunan sekolah, lapangan/halaman
sekolah, aula, toilet, komputer, papan tulis, dan lain-lain. Saya juga
mempelajari pendekatan berbasis aset dan pendekatan ABCD (Asset-Based Community
Development). Saya juga mempelajari aset-aset yang ada dalam komunitas yang
terdiri atas tujuh modal aset, yakni modal manusia, fisik, lingkungan alam,
sosial, agama-budaya, politik, dan finansial. Di eksplorasi konsep ini saya
juga menganalisis 2 kasus yang di dalamnya terdapat masalah yang dihadapi
dengan pendekatan yang berbeda.
c. Ruang Kolaborasi
Ruang kolaborasi di modul 3.2.
Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian
pertama adalah diskusi dengan anggota kelompok dan yang kedua adalah presentasi
hasil diskusi tersebut. Semua itu dilakukan secara daring melalui G-meet.
Diskusi kelompok di ruang kolaborasi pertama dilakukan pada tanggal 19 Februari
2024. Sementara itu, presentasi hasil diskusi dilaksanakan pada tanggal 20
Februari 2024. Hasil dari diskusi Ruang Kolaborasi kelompok saya bisa
dilihat melalui link berikut :
https://drive.google.com/file/d/1_k8gGK0Sd8QtoXTCCOXlEXnSXvq6gGV8/view?usp=sharing
d. Demonstrasi Kontekstual
Demonstrasi kontekstual
dijadwalkan pada tanggal 21-22 Februari 2024. Di bagian ini saya mendapatkan
tugas dengan tujuan:
1) menganalisis tentang visi dan prakarsa perubahan dari tayangan
video praktik baik yang ada.
2) mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masing-masing tahapan B - A - G - J - A dari tayangan video yang ada.
3) mengidentifikasi peran pemimpin pembelajaran dari tayangan video.
4) menganalisis modal utama apa saja yang dimanfaatkan contoh video
praktik baik ini.
Tugas demonstrasi kontekstual
yang saya buat dapat diakses melalui link berikut:
https://drive.google.com/file/d/1SYyExp3dzLF1teWNVHQEWfHaFp-l6n5_/view?usp=sharing
Tujuan elaborasi pemahaman di
modul 3.2. adalah calon guru penggerak dapat mengelaborasi pemahamannya tentang
strategi pengelolaan sumber daya melalui proses tanya jawab dan diskusi
menggunakan moda konferensi daring dengan instruktur. Saya melakukan elaborasi
pemahaman dengan instruktur melalui G-meet pada tanggal 26 Februari 2024.
Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi adalah Bapak Sunaryo.
f. Koneksi Antar-Materi
Di bagian koneksi antar materi
Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya membuat simpulan,
keterkaitan dengan modul lainnya, dan refleksi. Hasil koneksi antar materi
modul 3.2. saya tuangkan dalam link berikut:
https://drive.google.com/file/d/1HzQMiV-SRmTKipXweuW4AOU-s5ERCewa/view?usp=sharing
g. Aksi Nyata
Aksi nyata berisi pemahaman
saya tentang modul 3.2 yang diterapkan secara nyata. Di aksi nyata ini saya
mengidentifikasi aset yang ada di sekolah berkolaborasi dengan kepala sekolah,
guru, tenaga pendidik, dan siswa.
2. Feeling (Perasaan)
Selama saya mempelajari Modul
3.2 saya merasakan perasaan yang semangat dan senang. Saya bersemangat karena
di modul 3.2. saya belajar mengenai pengelolaan sumber daya (aset) yang ada di
sekolah dan lingkungan sekitar. Saya senang karena saya cukup banyak memahami
materi dalam modul ini.
Di Modul 3.2. tentang Pemimpin
dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya banyak mendapat pembelajaran tentang tata
cara mengidentifikasi dan mengelola aset. Jika diibaratkan sebagai sebuah
ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur
yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling
berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras
dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah, faktor-faktor biotik akan saling
memengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Faktor-faktor
biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:
a. Murid
b. Kepala Sekolah
c. Guru
d. Staf/Tenaga Kependidikan
e. Komite Sekolah
f. Guru TPQ
g. Pengawas Sekolah
h. Orang Tua/ Wali Murid
i. Masyarakat sekitar sekolah
j. Tokoh Masyarakat
k. Dinas terkait
l. Pemerintah Daerah
Ada dua pendekatan yang
dipelajari dalam modul 3.2. ini, yakni pendekatan berbasis masalah dan
pendekatan berbasis aset/kekuatan. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah
(deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang
mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita
mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi baik, buku ajar yang
tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium.
Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita
adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi
tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak
sadar kita menjadi seseorang yang tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan
kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
Pendekatan berbasis aset
(asset-based approach) adalah sebuah konsep praktis untuk menemukenali hal-hal
yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan
berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan
baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang
positif.
Ada lagi pendekatan yang
dipelajari di modul 3.2., yakni Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset
(PKBA). Pendekatan ini menekankan kemandirian suatu komunitas untuk dapat
menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi
yang ada di dalam diri mereka sendiri. Dengan demikian, hasil yang
diharapkan akan lebih berkelanjutan.
Pendekatan PKBA berfokus pada
potensi aset/sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas, di mana selama
ini komunitas sibuk pada strategi mencari pemecahan pada masalah yang sedang
dihadapi. PKBA merupakan pendekatan yang digerakkan oleh seluruh pihak
yang ada di dalam sebuah komunitas atau disebut sebagai community-driven
development.
Di modul 3.2. dipelajari juga
tentang aset-aset yang ada dalam komunitas yang terdiri atas tujuh modal aset,
yakni modal manusia, fisik, lingkungan alam, sosial, agama-budaya, politik, dan
finansial.
4. Future (Penerapan)
Setelah memahami materi modul
3.2. saya akan menerapkan ilmu yang saya pelajari di dalamnya. Saya akan
menerapkan pendekatan berbasis aset jika dihadapkan pada suatu permasalahan
yang harus diselesaikan atau perencanaan program yang akan dilaksanakan. Saya
akan lebih detail lagi dalam mengidentifikasi dan mengelola aset yang ada di
sekolah untuk mendukung terwujudnya atau terlaksana kegiatan yang hasilnya
berdampak positif bagi siswa.
Posting Komentar untuk "Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.2"