Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.3
Jurnal Refleksi Dwimingguan
Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Siswa
Oleh: Supriyanto, S.Pd.SD
Calon Guru Penggerak Angkatan IX
Fasilitator: Mustaqimah, S.Pd.M.Pd.
Pengajar Praktik: Dwi Karyani Almasri, S.Pd.
Di
postingan ini saya menulis jurnal refleksi dwimingguan sesuai dengan pengalaman
saya dalam proses pendidikan guru penggerak Angkatan ke-9. Jurnal refleksi ini
saya tulis setelah saya mengikuti dan mempelajari modul 3.3. dengan topik
Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Siswa. Dalam menulis jurnal,
saya menggunakan model 4F, yakni Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings
(pembelajaran), Future (penerapan).
Berikut
jurnal refleksi dwimingguan modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Siswa.
1. Fact (Peristiwa)
Saya memulai mempelajari modul 3.3. dengan topik Pengelolaan Program
yang Berdampak Positif pada Siswa di LMS dengan alur MERDEKA, yakni:
a. Mulai dari Diri
Pada tanggal 28 Februari 2024, saya mulai mempelajari modul 3.3
Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Siswa dengan mengerjakan tugas
yang ada di bagian Mulai dari Diri. Tujuan kegiatan Mulai dari Diri adalah
melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar mereka di masa lalu untuk
menyimpulkan apa yang dimaksud dengan program yang berdampak pada murid.
Di bagian awal Mulai dari Diri 3.3., ada pertanyaan pemantik, yakni:
1) Apa yang dimaksud dengan program yang berdampak
pada murid?
2) Bagaimana
kaitan antara program yang berdampak pada murid dengan kepemimpinan murid
(student agency)?
Jawaban:
1) Program
yang berdampak kepada murid adalah program yang dibuat sesuai kebutuhan murid
untuk mengembangkan potensi murid dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
2) Adanya
program yang berdampak kepada murid akan mendukung terwujudnya kepemimpinan
murid (student agency).
Di bagian ini saya juga melakukan refleksi terkait pengalaman selama
menjadi murid dalam mengikuti program di sekolah. Saya juga melakukan refleksi
terkait pembelajaran apa yang ingin diharapkan setelah mempelajari modul 3.3.
ini.
b. Eksplorasi Konsep
Di bagian eksplorasi konsep, saya belajar di LMS tentang kepemimpinan
murid (student agency). Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau
merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan
memiliki apa yang disebut dengan “agency”. Murid mendemonstrasikan “student
agency” ketika mereka mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat
pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan
rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,
mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan
nyata sebagai hasil proses belajarnya.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri
(atau kita katakan: saat murid memiliki agency), maka mereka sebenarnya
memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam
proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid
kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses
belajarnya sendiri.
Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan
oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan
sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan
dan secara kolektif mempengaruhi hasilnya. Pilihan (choice) adalah peluang yang
diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial,
lingkungan, dan pembelajaran. Sementara itu, kepemilikan adalah kondisi saat
murid terhubung (baik secara fisik, kognitif, emosional) dengan apa yang sedang
dipelajari, terlibat aktif, dan menunjukkan investasi pribadi dalam proses
belajarnya, maka kita dapat mengatakan bahwa tingkat rasa kepemilikan mereka
terhadap proses belajar tinggi.
Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan
bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan
dapat mewujud sebagai pengejawantahan profil pelajar Pancasila dalam dirinya.
Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki
beberapa karakteristik, di antaranya adalah:
1. Lingkungan
yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan
merasakan emosi yang positif
2. Lingkungan
yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif, dan
bijaksana
3. Lingkungan
yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan
akademik maupun non-akademiknya
4. Lingkungan
yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta
masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya
5. Lingkungan
yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan,
harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan
individu, kelompok, maupun golongan
6. Lingkungan
yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses
belajarnya sendiri
7. Lingkungan
yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di
tengah kesempitan dan kesulitan
Komunitas-komunitas yang mendukung kepemimpinan murid akan memahami
bahwa sesungguhnya murid-murid memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan. Mereka
akan berusaha menciptakan kesempatan-kesempatan yang mendorong tumbuhnya dan
berkembangnya berbagai sikap dan keterampilan-keterampilan penting dalam diri
murid, misalnya sikap percaya diri, mandiri, kreatif, gigih, keterampilan
berpikir kritis, dalam berbagai interaksi yang mereka lakukan dengan murid,
sehingga murid akan senantiasa merasa didukung, berdaya, dan memiliki efikasi
diri yang tinggi. Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan
lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena:
1. membantu
menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka.
2. membantu
murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang
dibuatnya.
3. membantu
membentuk identitas diri dan efikasi diri murid yang lebih kuat.
4. membantu
murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan
kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat serta
lingkungan di sekitarnya.
c. Ruang Kolaborasi
Ruang kolaborasi di modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak
Positif pada Siswa ini dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah diskusi
dengan anggota kelompok dan yang kedua adalah presentasi hasil diskusi
tersebut. Semua itu dilakukan secara daring melalui G-meet. Diskusi kelompok di
ruang kolaborasi pertama dilakukan pada tanggal 5 Maret 2024. Sementara
itu, presentasi hasil diskusi dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2024. Hasil
dari diskusi Ruang Kolaborasi kelompok saya bisa dilihat melalui link
berikut: https://drive.google.com/file/d/1sn1ikqq1d6W752jtC9KtpvSRrHEcipq_/view?usp=sharing
d. Demonstrasi Kontekstual
Demonstrasi kontekstual dijadwalkan pada tanggal 23 dan 24 Mei 2023. Di
bagian ini saya mendapatkan tugas dengan tujuan mengembangkan ide dari ruang
kolaborasi menjadi sebuah prakarsa perubahan dalam bentuk rencana
program/kegiatan yang memanfaatkan model manajemen perubahan BAGJA.Tugas
demonstrasi kontekstual yang saya buat dapat diakses melalui link berikut:
https://drive.google.com/file/d/1MfM8AbcfXViJeCg5K_lQSqbi7sfD2sbY/view?usp=sharing
e. Elaborasi Pemahaman
Tujuan elaborasi pemahaman di modul 3.3. adalah calon guru penggerak
dapat mengelaborasi pemahamannya tentang strategi pengelolaan sumber daya
melalui proses tanya jawab dan diskusi menggunakan secara daring dengan
instruktur. Saya melakukan elaborasi pemahaman dengan instruktur melalui G-meet
pada tanggal 14 Maret 2024. Instruktur yang memandu kegiatan elaborasi adalah Bapak
Marnaek Nainggolan.
f. Koneksi Antar-Materi
Di bagian koneksi antar materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Siswa, saya membuat simpulan, keterkaitan dengan modul
lainnya, dan refleksi. Hasil koneksi antar materi modul 3.3 saya tuangkan dalam
tautan: https://drive.google.com/file/d/17SodNVJKNuGiycLI_GXXk5pcR0mBOMza/view?usp=sharing
g. Aksi Nyata
Aksi nyata berisi pemahaman saya tentang modul 3.3 yang diterapkan
secara nyata. Di aksi nyata ini saya membuat rencana program dengan BAGJA.
Namun, di aksi nyata ini poin utama yang dijelaskan adalah pada tahap B (buat
rencana) dan A (Ambil Pelajaran).
2. Feeling (Perasaan)
Selama saya mempelajari modul 3.3, saya merasakan perasaan yang semangat
dan senang. Saya bersemangat karena di modul 3.3 saya belajar mengenai
kepemimpinan murid, suara, pilihan, dan kepemilikan, lingkungan yang
menumbuhkan suara, pilihan, dan kepemilikan, dan peran komunitas dalam
mewujudkan lingkungan belajar. Saya juga merasa tertantang dengan tugas
yang ada di modul 3.3 ini karena saya harus membuat sebuah program yang
berpihak kepada siswa.
3. Findings (Pembelajaran):
Di Modul 3.3 saya menjadi paham tentang program yang berdampak positif
pada murid. Ternyata, program yang dirancang untuk dilaksanakan siswa adalah
program yang memperhatikan aspek suara, pilihan, dan kepemilikan siswa. Tujuan
utamanya adalah tentu untuk mewujudkan kepemimpinan murid atau student agency.
Program juga harus dirancang dengan memperhatikan profil pelajar Pancasila.
Tidak hanya itu, program juga disesuaikan dan memperhatikan lingkungan yang
mendukung siswa dalam belajar.
4. Future (Penerapan)
Setelah memahami modul 3.3, saya akan menerapkan materi-materi di
dalamnya saat merancang sebuah program yang berdampak pada murid. Setelah itu,
saya akan melaksanakan program yang sudah dirancang dengan baik sehingga
diharapkan terwujud kepemimpinan murid melalui program tersebut.
Posting Komentar untuk "Jurnal Refleksi Dwimingguan Modul 3.3"